Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

kelompok keilmuan geodesi

Teknologi Geodesi

  Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, bidang geodesi tercatat sebagai bidang yang mengalami perkembangan teknologi paling pesat, terutama berkaitan dengan teknologi satelit.  Kini di dalam ruang lingkup ilmu geodesi kita mengenal Geodesi Satelit, yaitu  sub-bidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit (alam ataupun buatan manusia) untuk menyelesaikan problem-problem geodesi. Pemanfaatan sistem-sistem pengamatan geodesi satelit pada saat ini sudah sangat luas spektrumnya. Spektrum pemanfaatannya mencakup skala lokal sampai global, dari masalah-masalah teoritis sampai aplikatif, dan juga mencakup matra darat, laut, udara, dan luar angkasa. Bentuk teknologi geodesi satelit diantaranya Global Positioning System (GPS), Glonass, Galileo, Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR), Satelit Altimetri, Satelit Gravimetri, SLR, LLR, VLBI, dan lain-lain.

gps.JPGgpsanim.GIFsweep_insar_thumb.gifaltimetri11.gifgps11.JPG 

   Di Indonesia,teknologi GPS mulai di aplikasikan secara luas mulai tahun 1992, satelit altimetri dan InSAR mulai di geluti sekitar tahun 1998.  KK geodesi FTSL ITB merupakan salah satu kelompok keilmuan yang turut mengaplikasikan teknologi geodesi ini untuk menunjang program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
_____________________________________________________________________________

 GPS (Global Positioning System) 
  
  GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit  navigasi dan  penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh bagian wilayah bumi ini tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan oleh orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter. [ … uraian detail  ]
_____________________________________________________________________________

Interferometric Synthetic Aperture Radar (InsAR) 

  Interferometric Synthetic Aperture Radar (InsAR) adalah teknik penginderaan Jauh yang menggunakan citra hasil dari satelit radar.  Satelit radar memancarkan gelombang radar secara konstan, kemudian gelombang radar tersebut direkam setelah diterima kembali akibat dipantulkan oleh target di permukaan bumi  [ … uraian detail  ]
_____________________________________________________________________________

 Satelit Altimetri
 
   Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975, saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.  Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang yaitu: mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.  Dalam konteks geodesi, objektif terakhir dari misi satelit altimetri tersebut adalah yang menjadi perhatian.  Dengan kemampuannya untuk mengamati topografi dan dinamika dari permukaan laut secara kontinyu, maka satelit altimetri tidak hanya bermanfaat untuk pemantauan perubahan muka laut secara global, tetapi juga akan bermanfaat untuk beberapa aplikasi geodetik dan oseanografi  [  … uraian detail  ]
_____________________________________________________________________________

 Satelit Gravimetri (GOCE dan GRACE)
 
  Teknik penentuan gravity field untuk selanjutnya digunakan untuk menentukan geoid dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi satelit yang terbagi menjadi 2 teknik, yaitu secara geometrik dan secara dynamic.  Secara geometrik dengan memanfaatkan kombinasi dari satelit altimetri dengan satelit GPS.  Sementara itu secara dynamic dilakukan menggunakan misi-misi satelit gravimetri seperti GOCE dan GRACE [  … uraian etail  ]

 _____________________________________________________________________________

SATELI GALILEO

  Satelit Galileo merupakan sistem satelit navigasi global Eropa yang pertama dengan tingkat akurasi yang tinggi dan dikontrol dan dikelola oleh pihak sipil Uni Eropa. Adapun tujuan Uni Eropa untuk menciptakan satelit baru ini adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian GPS dan untuk dapat bersaing dalam dunia persatelitan dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Satelit ini masih baru dan mulai diluncurkan pada tahun 2005, dan akan beroperasi secara penuh pada tahun 2008. Pada prinsipnya penentuan posisi dengan satelit Galileo hampir sama dengan penentuan posisi dengan GPS. Kedua satelit navigasi ini hanya berbeda pada spesifikasi dan kemampuannya  [  … uraian detail  ]  

http://geodesy.gd.itb.ac.id/kkgd/?page_id=500

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pembeLajaran

Lingkup Keilmuan

  Geodesi adalah bidang ilmu inter-disiplin yang menggunakan pengukuran-pengukuran pada permukaan Bumi serta dari wahana pesawat dan wahana angkasa untuk mempelajari bentuk dan ukuran bumi, planet-planet dan satelitnya, serta perubahan-perubahannya; menentukan secara teliti posisi serta kecepatan dari titik-titik ataupun objek-objek pada permukaan bumi atau yang mengorbit Bumi dan planet-planet dalam suatu sistem referensi tertentu; serta mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk berbagai aplikasi ilmiah dan rekayasa  menggunakan matematika, fisika, astronomi, dan ilmu komputer
 Berdasarkan definisi terkini Geodesi yang diberikan oleh  IAG, bidang kajian utama geodesi terbagi menjadi 3 bagian yaitu penentuan posisi, penentuan medan gaya berat, dan variasi temporal dari posisi dan medan gaya berat, dimana domain spasialnya adalah Bumi beserta benda-benda langit lainnya.  Setiap bidang kajian di atas mempunyai spektrum yang sangat luas, dari teoretis sampai praktis, dari bumi sampai benda-benda langit lainnya, dan juga mencakup matra darat, laut, udara, dan juga luar angkasa

————————————————————————————————————————————————–
1) PENENTUAN POSISI

gps1.JPGflyby2bb.gifaceh02.JPG clto1_13.JPG papandayan078xxx.jpg  ____________________________________________________________________________
 Ilmu geodesi pasti akan identik dengan hal penentuan posisi, dan begitu pula kebalikannya.  Posisi (suatu titik) dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif.  Apabila dilihat secara kuantitatif posisi suatu titik dinyatakan dengan koordinat, baik dalam ruang satu, dua, tiga, maupun empat dimensi (1D, 2D, 3D, 4D).  Untuk menjamin adanya konsistensi dan standardisasi, perlu ada suatu sistem dalam menyatakan koordinat.  Sistem ini disebut sistem referensi koordinat, atau secara singkat disebut sistem koordinat, dan realisasinya umumnya dinamakan kerangka referensi koordinat
 Posisi titik dipermukaan bumi umumnya ditetapkan dalam suatu sistem koordinat terestris (CTS: Conventional Terrestrial System).  Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik).  Sementara itu posisi titik di ruang angkasa (posisi satelit, dan benda langit) biasanya ditetapkan dalam suatu sistem koordinat celestial/ sistem Inersia (CIS: Conventional Inersial System).
 Survey untuk penentuan posisi dari suatu jaringan di permukaan bumi, dapat dilakukan secara terestris maupun ekstra-terestris.  Pada survey dengan metoda terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap target atau obyek yang terletak di permukaan bumi.  Sementara itu pada survey penentuan posisi secara ekstra-terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan dengan melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap benda-benda langit atau obyek di angkasa, seperti bintang, bulan, dan quarsar, maupun juga benda-benda atau obyek buatan manusia yaitu berupa satelit
.
—————————————————————————————————————————————————
2) PENENTUAN MEDAN GAYA BERAT BUMI

sodin1_1.jpg geoide6.jpg  champ.jpggeoid01.gif geoid.gif  ___________________________________________________________________________

 Salah satu tujuan dari ilmu geodesi diantaranya adalah menentukan bentuk dan ukuran bumi termasuk didalamnya menentukan medan gaya berat bumi dalam dimensi ruang dan waktu. Bentuk bumi didekati melalui beberapa model diantaranya ellipsoida yang merupakan bentuk ideal dengan asumsi bahwa densitas ( kerapatan ) bumi homogen. Sementara itu kenyataan sebenarnya, densitas massa bumi yang heterogen dengan adanya gunung, pegunungan, lautan, cekungan,dataran, dan lain-lain akan membuat ellipsoid berubah menjadi Geoid.
 Geoid memiliki peran yang penting dalam berbagai hal seperti untuk keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan geofisika. Contoh untuk  bidang geodesi yaitu penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometrik untuk berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survei, dan pemetaan membutuhkan infomasi  geoid teliti.
 Pada prinsipnya geoid (model geopotensial) dapat diturunkan dari data gaya berat sebagai data utamanya yang distribusinya mencakup seluruh permukaan bumi.  Akurasi suatu model geopotensial terutama ditentukan oleh kualitas data gaya berat, selain juga ditentukan oleh formulasi matematika yang digunakan ketika menurunkan model tersebut.  Data gaya berat dapat diperoleh dari pengukuran secara terestris menggunakan gravimeter, dari udara dengan teknik air borne gravimetry, dan diturunkan dari data satelit (satelit sistem geometrik seperti satelit altimetry (wilayah laut) dan satelit sistem dynamic seperti GRACE dan GOCCE, serta melalui interpolasi untuk wilayah-wilayah yang tidak ada data gayaberatnya.

———————————————————————————————————————————————–
3) PEMANTAUAN DINAMIKA SISTEM BUMI

a48.gif popo2.jpg landslide.jpgcracks.gif gempa02a.jpg aceh2005.JPG
pict0031.JPG buoy_sistem.jpg bam-los.gif gps_bu3.jpg gps_bu2.jpg   

 Dahulu orang menganggap bumi bersifat statis.  Seiring dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, paradigma bumi statis berubah menjadi bumi dinamis, yang mana memang secara riil bahwa bumi merupakan sistem yang dinamis. Dinamika pergerakan bumi mempunyai spektrum yang sangat luas, dari skala galaksi sampai skala pergerakan lokal pada kerak bumi.
 Bumi bergerak bersama-sama galaksi kita relatif terhadap galaksi-galaksi lain.  Bumi berputar besama sistem matahari kita di dalam galaksi kita.  Bumi mengorbit mengelilingi matahari bersama planet-planet lainnya.  Bumi berputar terhadap sumbu rotasinya, dan kerak-kerak bumi juga bergerak (relatif sangat lambat) relatif satu terhadap lainnya.  Akibat pergerakan kerak bumi ini muncul gunung, gunungapi, dan pegunungan, serta mengakibatkan terjadinya letusan gunungapi, gempa bumi, longsor, dan bencana alam lainnya.
 Salah satu domain dari geodesi adalah pemantauan sistem bumi, dalam hal ini ditujukan seperti untuk pendefinisian sistem koordinat, dan dinamika sistem koordinat.  Selain itu peran serta geodesi dalam memantau dinamika sistem bumi yaitu ikut berkontribusi dalam pemantauan potensi dan mitigasi bencana alam seperti aktivitas vulkanis gunungapi, gempa bumi, longsor (landslide), penurunan tanah (land subsidence), dan lain-lain

 http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=12

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS